J-ROCKS – COBALAH KAU
MENGERTI
Kita
Tanpa Dia
Oleh : Tia Aprilianti Putri
“Kenalin
Rin, ini sahabatku Vio. Vi, ini pacarku Airin.” Andi mengenalkan temannya pada
Airin siang itu.
Lee Airin, adalah mahasiswa Sastra
Inggris di sebuah universitas negeri di kotanya. Dia keturunan campuran Korea dan Solo. Airin
dan Andi telah menjalin hubungan selama setahun lamanya. Semula semua berjalan
wajar, sebelum gadis bernama Vio itu muncul. Andi dan Vio tergabung dalam
organisasi yang sama.
“And, nanti malam jadi yang mau ke
rumah? Katanya tugasmu mau dicek? Ditanyain Gary juga tuh, dia kangen sama
kamu.” tanya Airin saat Andi mengantarnya pulang.
“Jadi dong, Sayang. Yang kangen itu
si Gary atau kamu?” godanya.
“Gary, kok! Udah deh, nggak usah
godain aku.” Airin memonyongkan bibirnya.
“Nggak usah bohong, kalo bohong
ntar tuanya jelek lho. Ha ha.” Andi tertawa.
“Meskipun jelek, kamu bakal tetep
sayang sama aku. Yaudah deh, thanks yah Sayang sudah nganterin. See you
tonight.”
Selepas shalat maghrib Andi pergi
ke rumah Airin dan langsung disambut oleh Gary, adik laki-lakinya.
“Kak Andi main, yuk! Gary punya
mainan baru.” ajaknya.
“Sayang, Kak Andinya mau belajar
dulu. Nanti yah main-mainnya.” jelas Airin.
“Udah nggak papa, Rin. Sini Gary, mainnya
di sini aja.” Andi mengangkat Gary ke pangkuannya.
Beberapa menit kemudian Andi sibuk
dengan handphonenya.
“Sibuk, And? Tugasnya besok
dikumpulin, kan? Fokus dong!”
“Emm, ini si Vio mau bahas buat
event bulan depan, Sayang. Aku pergi dulu, yah.”
“Event terus yang diurusin? Lagian
eventnya masih bulan depan. Aku tau kamu ketua pelaksana, tapi senggaknya kamu
juga harus pikirin kuliahmu.”
“Iya sih, Sayang. Tapi…” belum
sempat Andi melanjutkan kalimatnya, handphonenya berdering. “Halo? Iya, Vi. Ini
aku berangkat. Habis dari rumah Airin. Kamu tunggu aja di depan rektorat.”
“Tuh kan! Kamu tuh berubah semenjak
ada dia! Kamu sering nyuekin aku, dan kita juga udah jarang keluar bareng.
Dengan alasan kamu sibuk! Tapi kenapa sibuknya selalu berhubungan dengan Vio?
Kenapa kamu nggak sibuk sama temen-temenmu yang lain? Aku harus bilang berapa
kali kalo aku ngerasa dia mau ngerebut kamu dari aku?”
Sudah ku katakan berulang kali
Sebenarnya dia punya maksud hati.
Tapi mengapa kau tak mau mengerti
Dan s’lalu saja kau berkeras hati
“Sayang,
nggak mungkin dia suka sama aku. Kita cuma temen. Berhenti cemburu buta sama
kita!” ucapnya.
Kau sangka aku cemburu
Tapi itu memang aku.
Kar’na kau adalah kekasihku
“Believe in me, kita nggak ada
apa-apa. Buang pikiran negatifmu itu tentang Vio. Aku pergi dulu ya, Sayang.”
Andi kemudian pergi ke kampus dan meninggalkan Airin yang mulai berlinang air
mata.
Sesampainya di tempat janjian . . .
“Iya, si Andi kemakan umpanku.
Siapa juga yang mau ngebahas event malam-malam gini? Akhirnya aku bisa berduaan
dengan dia, dan aku akan bikin hubungannya dengan perempuan itu hancur. Lalu
Andi akan menjadi milikku. Ha ha ha.” Andi mendengar seluruh percakapan Vio
dengan temannya itu
“Ooh, jadi ini niat kamu yang sebenarnya?
Nggak nyangka kamu sepicik ini, Vi! Tapi maaf, kamu nggak akan bisa ngehancurin
hubunganku dengan Airin. Makasih udah nunjukkin dirimu yang sebenarnya. Aku
balik dulu! Bye!” kehadiran Andi yang tiba-tiba mengagetkan Vio
Saat Andi berbalik meninggalkan
Vio, gadis itu tiba-tiba memeluk Andi dari belakang, “Aku sayang kamu, Di. Aku
mau kamu jadi milikku, bukan milik orang lain. Apa yang kurang dari aku? Kenapa
kamu nggak putusin Airin dan berpaling sama aku?”
“Maaf, Vio. Aku nggak bisa. Aku
jatuh cintanya sama Airin, bukan sama kamu. Aku cuma nganggep kamu sebagai
temanku, nggak lebih. Dan please, jangan ganggu kami lagi dengan cara apa pun.
Karena aku nggak akan kemakan umpanmu untuk kedua kalinya.” Andi berlari
meninggalkan Vio yang menangis memanggil namanya.
Andi bergegas pergi ke rumah Airin
untuk meminta maaf. Di sana, kedua insan itu larut dalam haru. Andi menyesal
tidak mempercayai ucapan kekasihnya itu.
Sejak kejadian itu, Vio mengundurkan
diri dan tak pernah menampakkan dirinya lagi. Andi sedikit kecewa dengan
ketidakprofesionalan Vio dalam berorganisasi.
Keesokan sorenya Andi mengajak
Airin dan Gary hang out.
“And, saat aku dan kamu menjadi
kita, aku nggak mau ada kata dia di dalamnya.” ucap Airin pada Andi. Andi
meresponnya dengan mengangguk dan tersenyum.
Sore itu menjadi saksi kekuatan
cinta mereka, bahwa cinta sejati tak dapat dipisahkan oleh apa pun dan siapa
pun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar