Jumat, 24 Juli 2015

Kita Tanpa Dia (Event FSTS)

J-ROCKS – COBALAH KAU MENGERTI
Kita Tanpa Dia
Oleh : Tia Aprilianti Putri

“Kenalin Rin, ini sahabatku Vio. Vi, ini pacarku Airin.” Andi mengenalkan temannya pada Airin siang itu.
Lee Airin, adalah mahasiswa Sastra Inggris di sebuah universitas negeri di kotanya.  Dia keturunan campuran Korea dan Solo. Airin dan Andi telah menjalin hubungan selama setahun lamanya. Semula semua berjalan wajar, sebelum gadis bernama Vio itu muncul. Andi dan Vio tergabung dalam organisasi yang sama.

“And, nanti malam jadi yang mau ke rumah? Katanya tugasmu mau dicek? Ditanyain Gary juga tuh, dia kangen sama kamu.” tanya Airin saat Andi mengantarnya pulang.
“Jadi dong, Sayang. Yang kangen itu si Gary atau kamu?” godanya.
“Gary, kok! Udah deh, nggak usah godain aku.” Airin memonyongkan bibirnya.
“Nggak usah bohong, kalo bohong ntar tuanya jelek lho. Ha ha.” Andi tertawa.
“Meskipun jelek, kamu bakal tetep sayang sama aku. Yaudah deh, thanks yah Sayang sudah nganterin. See you tonight.”

Selepas shalat maghrib Andi pergi ke rumah Airin dan langsung disambut oleh Gary, adik laki-lakinya.
“Kak Andi main, yuk! Gary punya mainan baru.” ajaknya.
“Sayang, Kak Andinya mau belajar dulu. Nanti yah main-mainnya.” jelas Airin.
“Udah nggak papa, Rin. Sini Gary, mainnya di sini aja.” Andi mengangkat Gary ke pangkuannya.
Beberapa menit kemudian Andi sibuk dengan handphonenya.
“Sibuk, And? Tugasnya besok dikumpulin, kan? Fokus dong!”
“Emm, ini si Vio mau bahas buat event bulan depan, Sayang. Aku pergi dulu, yah.”
“Event terus yang diurusin? Lagian eventnya masih bulan depan. Aku tau kamu ketua pelaksana, tapi senggaknya kamu juga harus pikirin kuliahmu.”
“Iya sih, Sayang. Tapi…” belum sempat Andi melanjutkan kalimatnya, handphonenya berdering. “Halo? Iya, Vi. Ini aku berangkat. Habis dari rumah Airin. Kamu tunggu aja di depan rektorat.”
“Tuh kan! Kamu tuh berubah semenjak ada dia! Kamu sering nyuekin aku, dan kita juga udah jarang keluar bareng. Dengan alasan kamu sibuk! Tapi kenapa sibuknya selalu berhubungan dengan Vio? Kenapa kamu nggak sibuk sama temen-temenmu yang lain? Aku harus bilang berapa kali kalo aku ngerasa dia mau ngerebut kamu dari aku?”

Sudah ku katakan berulang kali
Sebenarnya dia punya maksud hati.
Tapi mengapa kau tak mau mengerti
Dan s’lalu saja kau berkeras hati

“Sayang, nggak mungkin dia suka sama aku. Kita cuma temen. Berhenti cemburu buta sama kita!” ucapnya.

Kau sangka aku cemburu
Tapi itu memang aku.
Kar’na kau adalah kekasihku

“Believe in me, kita nggak ada apa-apa. Buang pikiran negatifmu itu tentang Vio. Aku pergi dulu ya, Sayang.” Andi kemudian pergi ke kampus dan meninggalkan Airin yang mulai berlinang air mata.
Sesampainya di tempat janjian . . .
“Iya, si Andi kemakan umpanku. Siapa juga yang mau ngebahas event malam-malam gini? Akhirnya aku bisa berduaan dengan dia, dan aku akan bikin hubungannya dengan perempuan itu hancur. Lalu Andi akan menjadi milikku. Ha ha ha.” Andi mendengar seluruh percakapan Vio dengan temannya itu
 “Ooh, jadi ini niat kamu yang sebenarnya? Nggak nyangka kamu sepicik ini, Vi! Tapi maaf, kamu nggak akan bisa ngehancurin hubunganku dengan Airin. Makasih udah nunjukkin dirimu yang sebenarnya. Aku balik dulu! Bye!” kehadiran Andi yang tiba-tiba mengagetkan Vio
Saat Andi berbalik meninggalkan Vio, gadis itu tiba-tiba memeluk Andi dari belakang, “Aku sayang kamu, Di. Aku mau kamu jadi milikku, bukan milik orang lain. Apa yang kurang dari aku? Kenapa kamu nggak putusin Airin dan berpaling sama aku?”
“Maaf, Vio. Aku nggak bisa. Aku jatuh cintanya sama Airin, bukan sama kamu. Aku cuma nganggep kamu sebagai temanku, nggak lebih. Dan please, jangan ganggu kami lagi dengan cara apa pun. Karena aku nggak akan kemakan umpanmu untuk kedua kalinya.” Andi berlari meninggalkan Vio yang menangis memanggil namanya.
Andi bergegas pergi ke rumah Airin untuk meminta maaf. Di sana, kedua insan itu larut dalam haru. Andi menyesal tidak mempercayai ucapan kekasihnya itu.

Sejak kejadian itu, Vio mengundurkan diri dan tak pernah menampakkan dirinya lagi. Andi sedikit kecewa dengan ketidakprofesionalan Vio dalam berorganisasi.
Keesokan sorenya Andi mengajak Airin dan Gary hang out.
“And, saat aku dan kamu menjadi kita, aku nggak mau ada kata dia di dalamnya.” ucap Airin pada Andi. Andi meresponnya dengan mengangguk dan tersenyum.

Sore itu menjadi saksi kekuatan cinta mereka, bahwa cinta sejati tak dapat dipisahkan oleh apa pun dan siapa pun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar